This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default teknik las slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 05 Maret 2015

SISTEM PEMAJU SAAT PENGAPIAN

SISTEM PEMAJU SAAT PENGAPIAN
(ADVANCE IGNITION SYSTEM)

 

Saat Pengapian

            Yang dimaksud dengan saat pengapian adalah saat dimana busi mulai memercikkan bunga api pada saat piston beberapa derajat (8° umumnya) sebelum TMA untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
 Mengapa saat pengapian terjadi pada 8° sebelum TMA ?
            Saat pengapian pada umumnya adalah pada titik 10° sebelum TMA agar menghasilkan tenaga yang besar.
Kenapa bisa menghasilkan tenaga yang besar ?
            Dengan bunga api busi dipercikkan 8° sebelum TMA maka diperlukan perambatan dengan waktu ± 0,005 detik dan akan terbakar seluruhnya pada titik 10° setelah TMA dan akan menghasilkan tenaga dari mesin yang besar.
            Kita bisa mengambil contoh saat kita mengayuh sepeda kita memberi tenaga untuk memutar pedal sepeda pasti setelah titik atas kira kira 10° setelah titik atas karena p[ada titik itulah sepeda kita dapat menghasilkan tenaga yang besar. Jika kita memberi tenaga pedal sebelum titik atas maka akan terasa berat dan tidak memiliki tenaga, begitu juga ketika kita memberi tenaga pada pedal saat pada titik puncak maka tenaga sepeda akan lebih kecil daripada kita memberi tenaga setelah titik puncak pedal sepeda kira – kira 10° setelah titik puncak.
            Begitu pula pada kendaraan maka saat pengapian umumnya ditetapkan pada titik 8° sebelum TMA karena membutuhkan waktu perambatan 0,005 detik sehingga campuran bahan bakar dan udara akan meledak seluruhnya pada 10° setelah TMA, sehingga akan menghasilkan tenaga yang besar dari mesin.

Pemaju Saat Pengapian

            Kondisi mesin berbeda - beda saat kendaraan berjalan seperti melalui medan yang menanjak, membawa beban yang berat, kendaran berjalan kencang, dll. Maka dengan berbagai kondisi mesin ini maka campuran udara dan bahan bakar akan berbeda contoh saat mobil menanjak atau membawa beban berat campuran bensin akan lebih banyak daripada udara sehingga membutuhkan waktu perambatan yang lebih lama dari yang semula 0,005 detik pada kondisi mesin stationer (putaran rendah/ idling) bias berubah menjadi 0,008 detik pada saat jalan menanjak atau membawa beban berat, sehingga butuh alat pemaju saat pengapian agar saat campuan bahan bakar dan bensin akan seluruhnya meledak pada 10° setelah TMA. Contoh 2 : saat mesin berputar dengan kecepatan yang tinggi maka putaran mesin akan tinggi dan saat pengapian harus dimajukan sehimgga campuran bahan bakar dan udara akan tetap meledak pada titik 10° setelah TMA. Dan mesin akan tetap menghasilkan tenaga yang besar.
Alat Pemaju Saat Pengapian Konvensional :
1.  Advance Sentrifugal
2.  Advance Vakuum
Advance Sentrifugal


            Adalah alat pemaju saat pengapian yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal (gaya yang berdasarkan putaran) jika mesin pada putaran tinggi maka alat ini akan memajukan saat pengapian. Alat ini terletak pada bagian bawah dudukan platina.
Cara Kerja :

Pada saat mesin beputar pada putaran tinggi Fly Weight akan mengembang karena adanya gaya sentrifugal. Mengembangnya Fly Weight ini akan menekan Cam plate, Cam plate ini berhubungan dengan camlobe yang menekan tumit platina. Saat alat ini bekerja maka camlobe akan berputar lebih cepat dan akan segera menekan kembali tumit platina sehingga akan memajukan saat pengapian. Jadi bias disimpulkan bahwa alat ini yang digerakkan / yang bekerja memajukan saat pengapian adalah cam nya yang bisa berputar beberapa derajat ke kanan sehingga saat pengapian akan maju. Dan alat ini bekerja hanya saat mesin pada putaran yang tinggi.



Advance Vakum


Saat mesin pada kondisi menanjak, membawa beban berat, atau saat diakselerasi maka campuran bensin akan lebih kaya sehingga waktu perambatan saat pengapian akan menjadi lama, dan saat pedal gas di injak tiba – tiba di atas throttle valve karburator akan terjadi kevakuman, sehingga dibutuhkan alat pemaju pengapian yang bekerja saat campuran bahan bakar dan udara yang kaya dan bekerja berdasarkan kevakuman yang terjadi pada karburator

Cara Kerja :


            Diafragma pada vakum advance dihubungkan oleh selang ke karburator agar bisa bekerja memajukan saat pengapian berdasarkan kevakuman yang terjadi pada karburator tepatnya di atas throttle valve.
    
   Saat terjadi kevakuman di atas throttle valve karburator maka diafragma pada alat ini akan tertarik karena kevakuman pada karburator dan diafragma akan menarik advancer rod , advancer rod ini berhubungan dengan dudukan platina sehingga saat dudukan platina akan bergeser beberapa derajat ke kiri sehingga tumit platina akan segera tertekan oleh camlobe sehingga saat pengapian akan maju.

SISTEM PENGISIAN

SISTEM PENGISIAN
(CHARGING SYSTEM)

Pengertian

    Sistem pengisian adalah suatu system yang bekerja pada kendaraan pembakaran dalam yang berfungsi untuk mengisi tegangan baterai saat mesin menyala agar voltase baterai tetap pada kondisi penuh terutama saat mesin di start.


Komponen Sistem Pengisian

1.    Baterai
  Baterai berfungsi untuk menyimpan arus saat mesin menyala. Dan menjadi sumber tegangan untuk membuat rotor coil pada alternator menjadi megnet saat mesin akan dinyalakan.
2.     Kunci Kontak

Kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran arus listrik ke system berikutnya (system pengisian).
3.    Fuse (Sekering)

    Sebagai pengaman jika terjadi kelebihan arus pada system pengisian / jika terjadinya korsleting (hubungan pendek arus listrik)
4.    Voltage Regulator
Komponen ini adalah komponen yang berfungsi mengatur output tegangan dari alternator agar tetap stabil pada putaran mesin yang berbeda – beda.
5.    Alternator
Alternator adalah komponen system pengisian yang berfungsi untuk pembangkit listrik berdasarkan putaran mesin. Komponen ini adalah komponen yang dapat mengubah putaran mesin menjadi energy listrik berdasarkan prinsip kerja generator.
Komponen – Komponen Alternator :
1.    Pulley
Berfungsi untuk menerima putaran mesin melalui sabuk belt (v- belt).
2.    Fan (Kipas)
    
      Berfungsi untuk mendinginkan stator pada alternator yang panas saat mesin menyala terus menerus.
3.    Stator

Berfungsi untuk membangkitkan arus listrik bolak balik / AC (Alternating Current)
4.    Rotor

Berfungsi untuk membangkitkan medan magnet dengan prinsip elektromagnet
5.     Diode (Rectifier)
Berfungsi untuk menyearahkan arus bolak – balik (AC) menjadi arus searah (DC).
6.    Brush (Sikat)
Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari voltage regulator ke slip ring dan menghubungkan slip ring satunya ke massa.
7.    Slip Ring 
Berfungsi untuk menerima arus listrik dari brush dan menyalurkannya ke stator coil dan memassakan stator dengan melewati brush satunya.
6.    Lampu Indikator Pengisian
Lampu ini berfungsi sebagai tanda kepada pengemudi jika system pengisian tidak bekerja.
Cara Kerja Sistem Pengisian Konvensional :

1.    Saat Kunci Kontak “ON” Mesin Belum Menyala
Aliran Arus Saat Kunci Kontak “ON” mesin belum menyala :
a.     Arus yang ke stator coil
Terminal + baterai → Fusible Link → Kunci Kontak → Fuse → Terminal IG Voltage Regulator → Kontak PL1 → Kontak PLO → Terminal F Voltage Regulator → Terminal F Alternator → Brush → Slip Ring → Rotor Coil → Slip Ring → Brush → Terminal E Alternator → Massa.
Dengan kondisi ini maka rotor coil akan penuh menjadi magnet dan jika rotor berputar maka stator coil akan menghasilkan arus listrik yang besar.
b.    Arus yang ke lampu indicator
Terminal + baterai → Fusible Link → Kunci Kontak → Fuse → Lampu Indikator → Terminal L Regulator → Kontak P0 → Kontak P1 → Massa.
Dengan kondisi ini maka lampu indicator terhubung dengan massa karena terjadi kontak antara kontak P0 dengan P1
2.     Saat Mesin Menyala Kecepatan Rendah ke Kecepatan Sedang
Aliran Arus Saat Putaran Mesin Rendah Ke Sedang
Saat mesin sudah menyala maka terminal N alternator menghasilkan arus listrik yang akan mengaktifkan voltage relay pada voltage regulator. Sehingga kontak Po akan ditarik dan terhubung dengan kontak P2. Pada kondisi ini kontak Po memisahkan diri dari P1 sehingga Lampu Indikator tidak terhubung dengan massa. Pada kondisi ini maka lampu indicator akan mati.

Saat kondisi ini terminal B alternator juga sudah menghasilkan arus listrik dan saat kontak Po Terhubung dengan Kontak P2 maka voltage regulator relay pada voltage regulator akan aktif dan menarik kontak Plo sehingga berada mengambang antara kontak PL1 dan PL2.

Pada kondisi ini Arus Listrik dari terminal IG Voltage Regulator akan melalui resistor sebelum mencapai terminal F Regulator. Sehingga arus listrik yang mengalir ke terminal F akan lebih sedikit dan membuat kemagnetan pada rotor coil akan berkurang. Kondisi inilah yang menyebabkan output pengisian dari kecepatan Rendah ke kecepatan sedang tetap stabil.

3.    Saat Mesin Kecepatan Tinggi
Aliran Arus Saat Kecepatan Sedang Ke Tinggi

Saat putaran mesin tinggi maka output tegangan terminal B Alternator juga besar sehingga menyebabkan kemagnetan pada voltage regulator relay pada voltage regulator menjadi kuat sehingga mampu menarik dan menghubungkan terminal PLo dengan Terminal PL2. Sehingga arus listrik dari terminal IG yang ke terminal F akan langsung di massa-kan oleh kontak PL2 sehingga arus listrik yang mengalir ke rotor coil akan terputus – putus dan kemagnetan rotor coil juga terputus – putus. Sehingga meski pada putaran tinggi output alternator untuk pengisian baterai akan tetap stabil.

SISTEM PENDINGIN MESIN

SISTEM PENDINGIN MESIN
 (COOLING SYSTEM)

 
       
        Panas yang dihasilkan oleh mesin hanya 25% dari keseluruhan jumlah panas yang dapat dimanfaatkan.
Sisanya :
Ø30% diserap oleh mesin itu sendiri
Ø45% hilang bersama gas buang
Øsisanya hilang karena adanya gesekan pada mesin itu sendiri
Pada saat mesin mulai di start / pada keadaan dingin maka mesin tersebut membutuhkan panas agar bahan bakar tidak kaya dan terjadi temperature kerja. Temperatur kerja yaitu antara 80-90°C.
Sistem pendinginan dirancang untuk mempertahankan mesin agar tetap pada temperature kerja agar kinerja mesin maksimal dan bahan bakar dapat bernilai ekonomis.
Sistem Pendingin Ada Dua Macam Yaitu :
1. Sistem Pendingin Udara
2. Sistem Pendingin Air
Sistem Pendingin Udara :
          Adalah sistem pendingin yang menggunakan udara untuk mendinginkan mesin. Keuntungan sistem ini adalah komponen dan konstruksi yang sederhana dan tidak memerlukan perawatan yang lebih. Namun disisi lain pendingin tipe ini kurang bisa mengatur temperature mesin sebab konstruksi yang sederhana.
 Untuk kendaraan keluaran sekarang tidak menggunakan tipe ini kembali karena pertimbangan pemanasan global, karena adanya pemanasan global maka udara yang digunakan untuk mendinginkan mesin tidak dingin atau sejuk lagi melainkan udara yang digunkan untuk mendinginkan mesin adalah udara yang panas sehingga sistem pendinginan ini sudah tidak dipakai pada kendaraan keluaran sekarang. Sistem pendinginan ini hanya efektif untuk tipe kendaraan roda dua saja meski juga ada kendaraan roda 4 yang menggunakan sistem pendingin ini, namun hanya pada beberapa tipe / merk tertentu saja.
Sistem Pendinginan Air

Komponennya :
1. Radiator
2. Reservor tank
3. Tutup radiator
4. Kipas radiator
5. Pompa air
6. Thermostat
RADIATOR :
Radiator berfungsi untuk membuang panas / mendinginkan air yang telah digunakan untuk mendinginkan mesin melalui sirip – sirip yang ada pada radiator.
Lower tank akan menampung air yang telah didinginkan oleh radiator melalui sirip – sirip yang ada pada radiator. Proses pendinginannya adalah dari upper tank yang berisi air panas yang telah digunakan untuk mendinginkan mesin. Air akan turun melalui pipa – pipa kecil di tengah – tengan sirip – sirip. Pipa tersebut dibuat kecil agar proses pendinginan air bisa maksimal. Kemudian air yang telah melewati pipa tertampung di lower tang untuk disalurkan kembali untuk mendinginkan mesin.
Permasalahan yang sering terjadi pada radiator adalah tersumbatnya pipa pipa yang kecil tersebut karena kerak. Kerak tersebut terjadi karena adanya kandungan zat asam dari air radiator yang dapat menyebabkan timbulnya kerak sehingga dapat membuat pipa pipa kecil radiator tersumbat.
Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa membawa kendaraan kita ke service radiator atau bisa kita membongkar sendiri dengan membersihkan kerak yang menyumbat pipa dengan SST.
POMPA AIR (WATER PUMP)    

Alat ini berfungsi untuk memompa air radiator dari lower tank ke mesin kembali untuk kembali mendinginkan mesin. Pulley alat ini dihubungkan dengan putaran mesin melalui V-Belt. Sehingga alat ini bekerja berdasarkan putaran mesin
Kendala / permasalahan yang sering terjadi pada alat ini adalah ausnya seal pada rotor dikarenakan tidak adanya pelumas dan hanya dilumasi oleh air. Dan untuk mengatasi hal ini maka pompa air harus diganti.
Saat seal ini aus maka air akan menetes ke bawah dan akan hilang terkena panas dari mesin sehingga kerusakan alat ini sulit terdeteksi.
THERMOSTAT

Dengan Katup By Pass :
Komponennya
1. valve
2. Cylinder
3. Bypass Valve
4. Wax
5. Jiggle Valve
Tanpa Katup By Pass :
Komponennya
1. valve
2. Cylinder
4. Wax
5. Jiggle Valve

A. Thermostat Tanpa Katup By Pass :
Saat Temperatur Rendah :
Saluran air ke radiator ditutup oleh thermostat sehingga air Akan mengalir dari blok silinder ke pompa melalui saluran bypass
Saat Temperatur Panas :
Saluran air ke radiator dibuka ( thermostat sudah terbuka )sehingga air akan mengalir
Ø Dari blok silinder ke radiator - pompa – blok silinder
Ø Dari blok silinder – melalui saluran bypass – pompa – blok silinder
Thermostat Dengan Katup By Pass

Komponen :
1. Thermostat
2. Saluran bypass
3. Radiator
4. Water Pump
Ø Cara Kerja Saat Temperatur Dingin :
Saluran bypass yang ada pada thermostat  Terbuka sehingga alirannya
Blok mesin – saluran bypass – Water Pump - Blok mesin
Ø Cara Kerja Saat Temperatur Panas :
Saluran bypass yang ada pada thermostat  tertutup sehingga alirannya
Blok mesin – radiator – Water Pump - Blok mesin ( tidak ada air yang
melewati saluran bypass )
Sehingga pendinginan pada saat mesin panas lebih efektif
KIPAS RADIATOR (RADIATOR FAN)
Kipas radiator berfungsi untuk membantu mendinginkan air yang ada pada radiator dengan menyerap udara dari depan ke belakang untuk mengalirkan udara ke sirip-srinp radiator agar pendinginan air lebih maksimal.
Macam – Macam Kipas Radiator :
1. kipas radiator yang diputar oleh mesin
2. kipas radiator yang diputar oleh motor listrik
Untuk kendaraan keluaran sekarang sebagian besar menggunakan kipas radiator tipe motor listrik yang hanya bekerja saat temperature air pendingin naik yang akan dibaca oleh sensor yang ada pada saluran air pendingin.
Berbeda dengan kipas radiator dengan motor listrik, kipas radiator yang diputar oleh mesin akan selalu hidup saat mesin dinyalakan dan keuntungannya tidak memakan arus listrik.
*) Catatan :
kipas radiator berbeda dengan kipas yang lain pemasangannya tidak meniupkan udara namun menyerap udara pemasangan yang terbalik akan membuat sistem pendinginan tidak normal dan menyebabkan temperature mesin menjadi naik.
TUTUP RADIATOR (RADIATOR CAP)

Meski kelihatannya sepele tutup radiator bukan sembarangan tutup. Tutup ini juga vital dalam sistem pendinginan. Dalam tutup ini terdapat dua katup yaitu reflief valve dan vacuum valve, kedua katup ini akan mengatur pemasukan dan pengembalian air radiator di reservoir tank

Cara Kerja Relief Valve (A)


Katup ini akan bekerja berdasarkan tekanan yang ada dalam upper tank. Saat upper tank menampung banyak sekali air yang panas dan bertekanan katup ini akan tertekan ke atas, karena tekanan pada reservoir lebih rendah dari upper tank, maka air akan mengalir ke reservoir tank melalui katup relief yang terbuka.
Cara Kerja Vakum Valve (B)
Katup ini akan bekerja saat upper tank mengalami kekosongan (kevakuman). Saat terjadi kevakuman katup ini akan tertarik ke bawah oleh kevakuman, karena tekanan upper tank turun dan reservoir tekanannya lebih tinggi sehingga air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang rendah dan melewati katup ini dan air kembali masuk ke upper tank radiator.
    RESERVOR TANK                         

Komponen ini berfungsi menampung air saat tekanan upper tank radiator naik / saat relief valve terbuka. Dan berfungsi mengalirkan air kembali saat terjadi kevakuman dalam upper tank radiator / saat vakum valve bekerja